Tersesat di Merapi, Mahasiswa UGM Selamat !
Magelang - Enam mahasiswa UGM Yogyakarta yang tersesat dua hari di Gunung Merapi ditemukan dalam kondisi selamat. Namun, kondisi mereka cukup memprihatinkan. Lima orang dalam kondisi kelaparan, seorang lainnya mengalami patah tulang kaki dan kanan.
Korban yang pertama kali ditemukan adalah Zuhri Habibullah (18), yang ditemukan oleh Rusmanto (34) penduduk Desa Gowok Sabrang. Zuhri ditemukan setelah tergelincir dari bukit ke Sungai Kali Tringsing.
"Saat ditemukan, dia terkapar di tepian kali yang kebetulan dekat dengan jalan setapak. Dia lalu diselamatkan dengan cara ditandu dengan menggunakan batang pohon," kata Rusmanto saat ditemui detikcom di RSUD Muntilan, Kabupaten Magelang Jawa Tengah, Selasa (3/2/2009).
Setelah sampai di pos Pengamatan Gunung Merapi Babadan sekitar pukul 10.00 WIB, Zuhri langsung dilarikan ke RSUD Muntilan Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Sampai di RSUD Muntilan, Zuhri langsung masuk ke UGD RSUD Muntilan dan menjalani perawatan.
Setelah itu, kelima pendaki lainnya ditemukan. Mereka adalah Fachrul Rozi (18), Ikrar Reza (19), Rizky Al Ikhlas (18), Prima Yudha (18) dan Zangga (18). Mereka yang merupakan mahasiswa Fakultas Teknik itu dalam kondisi lemas dan kelaparan.
Kelima pendaki ini ditemukan oleh Kirun (35), salah satu penduduk yang sedang mencari rumput di sebelah barat puncak Gunung Merapi. "Saat itu saya sedang mencari rumput di sebelah barat kaki Gunung Merapi. Tiba-tiba ada rombongan pendaki yang sedang datang dengan tergopoh-gopoh. Dia mengeluh minta tolong tersesat dan minta makanan karena kelaparan," tegas Kirun (37) kepada detikcom.
Begitu melihat kondisi kelima pendaki pucat dan lemas, akhirnya Kirun bersama Rukardi meminta pertolongan ke penduduk lainnya. Dengan dinaikkan sepeda motor, kelima pendaki kemudian dievakuasi ke Pos Pengamatan Gunung Merapi Desa Babadan, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang.
Kelima mahasiswa UGM itu sekitar pukul 12.45 WIB dipertemukan dengan Zuhri di UGD RSUD Muntilan oleh tim SAR Yogyakarta. Suasana haru mewarnai pertemuan mereka. Usai sadar dari pingsannya, Zuhri angsung mengeluarkan air mata saat bertemu kelima temannya. Dia merasa bersyukur kelima temannya selamat. Sementara kelima pendaki itu langsung dibawa ke Yogyakarta setelah mendapat penanganan medis. Sedangkan Zuhri masih harus dirawat intensif.
Tidak Melapor
Para mahasiswa UGM ini mulai mendaki Merapi pada Sabtu lalu. Namun, diduga mereka tidak melapor terlebih dulu ke Pos Pengamatan dan Pendakian Merapi di Pos Selo, Yogyakarta. "Sempat lapor nggak yah? Siapa yang lapor yah? Sempat ada orang penjual suvenir yang tahu," tegas Zuhri, salah seorang pendaki.
Namun, Zuhri tidak menjelaskan apakah rombongannya mampir dan masuk ke pos pendakian Selo lebih dulu dan absen sebagai tanda melapor di pos pengamatan Merapi dan Pendakian Pos Selo, Yogyakarta atau tidak. Zuhri mengaku bahwa kegiatan pendakian itu dilakukan dalam rangka syukuran salah satu temanya. Tidak acara resmi yang dilakukan oleh kampus UGM.
Menurut Zuhri, dirinya dan teman-temannya tiba di Pasar Bubar pada Sabtu malam, lantas mendirikan tenda karena hujan lebat. Usai hujan lebat, Minggu pagi, mereka melanjutkan perjalanan ke Puncak Garuda yang merupakan puncak pendakian.
"Dengan membawa bekal hanya satu botol aqua, kami naik menuju ke Puncak Garuda. Kami optimistis, sebab tidak terjadi hujan dan kabut tidak begitu tebal. Paling tidak dalam waktu dua sampai tiga jam kami optimis akan sampai di Puncak Garuda," tegas Zuhri.
Namun, sesampai di Puncak Garuda, tiba-tiba kabut menebal dan hujan disertai angin kencang datang tiba-tiba. Akhirnya mereka kebingungan untuk turun dan saat itulah tidak tahu berada di posisi mana.
"Saat itulah saya berinisiatif untuk memisahkan diri mencari pertolongan ke penduduk desa setempat. Namun, saya malah tergelincir dan tidak sadarkan diri. Tahu-tahu ditemukan penduduk setempat," tegas Zuhri(asy/asy).
Sumber "Parwito - detikNews"