#Terima Kasih Atas Kunjungan Anda di Blog Organisasi Mahasiswa Pecinta Alam LALIMPALA Univ. Tadulako Palu Sulawesi Tengah-Indonesia# Selamatkan Bumi Indonesia hari ini dan mulai dari lingkungan kita sendiri#Save Our Earth

Sabtu, 22 November 2008

Aroma Pendakian Gunung katopasa

Gunung katopasa merupakan jalur pegunungan (verbek) dengan memiliki puncak yang tertinggi di antara puncak-puncak di sekitarnya, berada di wilayah kabupaten Tojo Una-Una Sulawesi Tengah, dengan jarak sekitar 350 km dari Kota Palu. Di kelilingi oleh beberapa desa, sungai dan pegunungan yaitu utara berbatasan dengan desa Podi, selatan dengan desa Mire, timur dengan sungai Ulu Bongka dan bagian barat dengan Cagar alam Morowali dan hanya berjarak sekitar 30 km dari Cagar Alam Tanjung Api Ampana.

Puncak gunung katopasa berada pada ketinggian 2865 mdpl (meter dari permukaan laut) yang merupakan puncak tertinggi di sulawesi tengah, dengan medan bervariasi (dari dataran sampai scrambling) dan flora fauna yang beraneka ragam. Hal ini di pengaruhi oleh kontur-kontur yang sangat rapat, tekstur tanah dan termasuk hutan hujan tropis sehingga sangat memungkinkan tumbuh-tumbuhan dan hewan untuk hidup dan berkembang biak serta merupakan surga dan tempat favorit bagi para penggiat alam bebas (pendaki gunung) di Indonesia karena jalur pendakiannya yang eksotik dan ekstrim tersebut.

Penduduk yang berada di sekitar pegunungan katopasa sampai saat ini masih sangat tergantung pada hutan yang merupakan kekayaan alam yang wajib di jaga dan lestarikan, dengan beberapa jenis flora dan fauna yang masih sering di temukan, antara lain :
  • Flora : Rotan, pohon Damar, pohon Gaharu, dan pohon-pohon jenis lainnya.
  • Fauna : Kijang, babi, sampai jenis hewan endemik dan di lindungi yaitu Anoa.
dan semua kekayaan alam tersebut, di kelola dengan cara yang masih sangat tradisional, penduduk menggunakan dan memanfaatkan hasil hutan secukupnya dengan berbasis pada kearifan budaya local dan system hutan kerakyatan. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, penduduk lokal masih mengandalkan kebun dan ladang (jagung, palawija, sayur mayur, ubi, karet dan jati super) serta mengambil beberapa tumbuhan di sekitar hutan untuk keperluan obat-obatan tradisional dan keperluan lainnya (perumahan, bahan makanan, getah damar dan lain-lain).

Untuk melakukan aktivitas pendakian ke puncak katopasa, para penggiat alam bebas (pendaki gunung) dapat memulai titik star melalui desa Mire, yang merupakan satu-satunya gerbang pendakian semenjak di rintis (buka jalur) dalam team ekspedisi mahasiswa Pecinta Alam Lalimpala FKIP univ. Tadulako, Palu Sulawesi Tengah pada tahun 1996. Dan pendakian membutuhkan waktu antara 4 – 6 hari, dengan jalur bervariasi serta mata air pegunungan yang slalu ada di saat haus dan lapar, Dengan panorama alam yang sangat indah, aneka flora fauna pegunungan sehingga sangat menarik bagi penelitian dan fotografer lingkungan, dan Gunung Katopasa sangat cocok menjadi salah satu pilihan bagi penggiat alam bebas dan tujuan wisata (eko wisata) di negeri ini.

Minggu, 09 November 2008

Lubang Ozon Meluas

Benteng Yang Semakin Ternganga

Tahun ini, lubang ozon yang ada di atas Antartika, Kutub Selatan mencapai luas maksimal hingga 26,88 kilometer persegi. Ini tercatat sebagai lubang terbesar kelima yang pernah terekam sepanjang sejarah.

Luas lubang ozon merupakan hasil pengukuran badan antariksa AS (NASA) yang telah melakukannya sejak 30 tahun terakhir. Pakar atmosfer dari badan antariksa AS (NASA), Paul Newman menilai hal tersebut sebagai lubang yang tergolong besar.

Lubang ozon terbentuk akibat menipisnya lapisan ozon. Hal tersebut membahayakan karena lapisan ozon berfungsi menyerap radiasi ultraviolet dari Matahari. Meluasnya lubang ozon dinilai sebagai salah satu pemicu pemanasan global.

Biasanya lubang ozon terbentuk setiap bualn Agustus dan mencapi luas maksimum antara September hingga Oktober sebelum kembali menutup. Tahun lalu luas lubang ozon maksimum hanya 24,83 kilometer persegi.

*http://www.kompas. com/read/ xml/2008/ 11/06/16260151/ lubang.ozon. tahun.ini. membesar

Sabtu, 08 November 2008

"FACE JELAJAH RIMBA"

Slamat Datang "Rajawali Muda"

Bulan ini, Mahasiswa Pecinta Alam LALIMPALA, Univ. Tadulako, Palu Sul-Teng. kembali mengadakan penerimaan anggota baru yang telah menyelesaikan materi ruangan yang berlokasi di areal kampus dan sekitarnya, dengan materi-materi antara lain : Kelalimpalaan, organisai, gunung hutan, panjat tebing, caving, arung jeram, navigasi darat, konservasi, advokasi, survival, management ekspedisi, tali temali (simpul), search and rescue (SAR), pertolongan pertama gawat darurat (PPGD), dan lain-lain. Yang di kemas dalam suatu kegiatan yaitu DIKLAT.
Kegiatan ini merupakan ajang penerimaan calon anggota baru, dalam meneruskan segala visi dan misi lembaga yang selalu berorientasi pada petualangan alam bebas, penelitian, advokasi dan konservasi, serta pengabdian kepada alam dan lingkungannya.
Menurut ketua panitia Sdr Arifuddin, Diklat XX ini telah mulai sejak tanggal 1-7 nov 2008 yakni materi ruangan dan simulasi sebelum ke lapangan dan pada tanggal 8-14 nov 2008 untuk aplikasi lapangannya.

DIKLAT XX, dengan nama angkatan "Face Jelajah Rimba" (FAJAR), terdiri dari lima orang calon anggota muda yaitu :
1. Triansyah
2. Nirsam
3. Alamsyah
4. Andi Akma
5. Triansyah

Seperti beberapa angkatan sebelumnya untuk aplikasi materi lapangan, menurut koordinator lapangan atau KORLAP yang terdiri dari : Ardiansyah, Fery, Fadli dan Amiha, mereka tetap mengambil jalur Kebun Kopi - Kampus dengan memaksimalkan waktu yang hanya di berikan oleh pengurus yang di wakili Sdr Wiwid (Ketua Umum), selama tujuh hari saja. Sehingga KORLAP secara cermat dan teliti untuk menyesuaikan kondisi lapangan dengan muatan materi yang akan di aplikasikan.

Dan harapan dari Badan pengawas : Sdr Ones, Idul, Vera, Rifni dan Nusa, Semoga angkata FAJAR ini semakin menguatkan Rajawali dalam mengepakkan sayap demi eksis dan berkembangnya LALIMPALA tercinta.

Bravo !
980770103/X/X