#Terima Kasih Atas Kunjungan Anda di Blog Organisasi Mahasiswa Pecinta Alam LALIMPALA Univ. Tadulako Palu Sulawesi Tengah-Indonesia# Selamatkan Bumi Indonesia hari ini dan mulai dari lingkungan kita sendiri#Save Our Earth

Rabu, 01 Februari 2012

Gunung Katopasa Sulit Dipulihkan


"Tim Ekspedisi II Buka Jalur tahun 1996, MAPALA LALIMPALA"

Tim Aksi Peduli Katopasa tiba di Desa Mire, Kecamatan Ulu Bongka, Kabupaten Tojo Una-una pada hari Jum’at (27/1/2012). Tak banyak yang dilakukan tim hari itu selain beristirahat, berkoordinasi dengan tokoh masyarakat dan pemerintah desa. Segala sesuatu mesti disiapkan untuk acara pembukaan esok.

Aksi Peduli Katopasa merupakan kegiatan yang digagas oleh Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Lalimpala yang berkedudukan di FKIP Universitas Tadulako. Aksi ini meliputi sosialisasi kepedulian lingkungan, penyusuranan rancangan regulasi yang mengatur aktifitas pendakian di Gunung Katopasa serta pembangunan kembali tugu puncak di ketinggian 3000 meter dari permukaan laut (mdpl).

Esok harinya, tim bersama pemerintah Desa serta tokoh masyarakat menggelar sosialisasi pentingnya perlindungan kawasan gunung Katopasa. Acara diselingi dengan pemutaran film documenter pendakian hari kemerdekaan, Agustus 2008 serta film krisis iklim yang bertajuk “Demam” kerjasama Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) dan beberapa lembaga internasional.

Hari itu pula, setelah sosialisasi, elemen masyarakat bersama menyepakati rancangan regulasi untuk segala macam aktifitas di kawasan gunung Katopasa. Ada enam poin yang disepakati, diantaranya siapa pun yang melakukan aktifitas di kawasan tersebut mesti sepengetahuan dan seizin pemerintah desa.

Penggiat alam bebas pun akan diregistrasi jumlah personel dan jumlah logistic yang dibawa. Dilarang membuang sampah pada jalur pendakian merupakan poin lain dari aturan itu, logistik yang teregistrasi akan dicek kembali sampahnya.

Aksi Peduli Katopasa dilatarbelakangi oleh pengrusakan Tugu Puncak di gunung tertinggi ke dua di Sulawesi tengah ini. Pengrusakan itu terjadi pada pertengahan 2009 silam, dimana sekelompok orang menggali lubang raksasa tepat disekitar tugu dengan alas an mencari emas peninggalan Belanda.

“Aturan ini akan kami buatkan buatkan dalam Peraturan Desa,” ucap Kepala Desa Mire. Acara ditutup dengan pembentukan dan deklarasi kelompok pengawas aktifitas di kawasan gunung Katopasa. Kelompok yang terdiri dari pemuda dan tokoh adat inilah yang bertanggungjawab menjalankan aturan.

Sanksi pun telah diatur, sanksi sesuai undang-undang Negara untuk pelanggaran yang berdampak massif dan sanksi adat bagi pelanggaran yang berdampak lokal.

Minggu, (29/1/2012) pagi tim yang bertugas membangun kembali tugu puncak, berangkat dari kediaman Kepala Desa Mire. Tim rencananya akan mengabiskan waktu satu minggu hingga kembali ke Desa Mire.

Menurut Ketua Umum Mapala Lalimpala, Supriadi kondisi puncak Katopasa sulit untuk dipulihkan kembali. “Lubang raksasa telah menggantikan tugu penanda tanah tertinggi Tojo Una-una itu, tapi setidaknya kami ingin mencegah kerusakan yang lebih parah lagi,” katanya. (Ojan)

Sumber : http://www.silolangi.com/index.php?option=com_content&view=article&id=206%3Agunung-katoapasa-sulit-dipulihkan&catid=49%3Aaksi&Itemid=112